A. Sumber Pemanasan Global
Gambar
Pemanasan Global
Sumber :
pemanasan-20global3-jpg.gif
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan bumi (wikipedia). Penyebab utama pemanasan global adalah aktivitas
manusia dalam memenuhi kebutuhannya disamping dari pengaruh alam. Banyak
aktivitas manusia yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah gas rumah kaca
(lihat gambar). Aktivitas manusia di dalam rumahpun juga menyebabkan
meningkatnya suhu permukaan bumi (lihat gambar ).
Gambar
Penggunaan CFC dalam kehidupan manusia
Berdasarkan dari grafik persentase penggunaan gas CFC yang dipakai dalam
aktivitas manusia, ternyata isi rumah menyumbang paling banyak kepada pencemaran melalui penggunaan
energi untuk mesin dan perkakas elektronik. Kulkas (lemari pendingin) dan penyejuk ruangan (AC) bukan saja menggunakan banyak energi tetapi alat-alat ini juga
mencemarkan udara apabila gas penyejuk yang digunakan melepaskan
klorofluorokarbon (CFC) ke udara yang nantinya akan menipiskan lapisan ozon.
Peralatan rumah seperti penyembur aerosol yang mengandung CFC dan CO2 juga penyebab pencemaran udara. Contoh produk yang dibuat
dalam bentuk aerosol adalah semprot rambut (hair spray), semprot obat
nyamuk, parfum, dan cat semprot. Sedangkan persentase terbesar penyumbang
GRK adalah N2O kemudian CO2, CFC baru Metana.
Di Indonesia, ternyata juga menjadi kontributor pemanasan global (lihat
Gambar 3.3) terutama pada penebangan hutan dan transportasi.
Gambar
Sumber Pemanasan Global di Indonesia
B. Dampak Pemanasan Global
Seiring dengan semakin meningkatnya efek rumah kaca, maka manusia semakin
merasakan akibatnya. Akibat pemanasan global ini dirasakan pada kesehatan
dan perubahan pada lingkungannya.
1. Perubahan Iklim
Mencairnya es di kutub utara dan selatan, es di Greenland telah mencair
hampir 19 juta ton. Dan volume es di Artik pada musim panas
2007 tinggal setengahnya dibanding 4 tahun sebelumnya. Hal ini berdampak
pada naiknya permukaan air laut. Akibatnya beberapa pulau kecil
akan tenggelam.Habisnya Gletser- sumber air bersih dunia, sampai tahun
2005 saja gletser yang sudah mencair mencapai 8000 m3. Gelombang panas menjadi
semakin ganas, Suhu udara semakin tinggi dari
biasanya. Contohnya suhu di St George, Utah Amerika mencapai suhu 48o C, kita bandingkan
dengan suhu di Surabaya yang mencapai 30o – 37o C. Bahkan di daerah
Death Valley suhunya dapat mencapai 53o C. Serangan
gelombang panas ini di beberapa daerah menyebabkan kematian ikan, hewan ternak,
tumbuhan, bahkan manusia.
Gangguan siklon tropis (El Nino-La Nina) diperkirakan ikut mempengaruhi
keragaman hujan di Indonesia. El Nino-La Nina merupakan salah satu fenomena
iklim yang diperkirakan terjadi akibat efek gas rumah kaca. Kejadian El Nino-La
Nina ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut pada saat terjadinya El Nino
dan penurunan suhu permukaan air laut saat terjadinya La Nina di daerah
katulistiwa. El Nino menyebabkan terjadinya penurunan jumlah curah hujan
di musin penghujan, awal musim kemarau lebih cepat dan awal musim penghujan
lebih lambat (Irianto;2000).
Perubahan iklim/cuaca yang semakin ekstrim, pola curah hujan berubah-ubah
tanpa dapat diprediksi menyebabkan banijr di satu tempat dan kekeringan di
tempat lain. Topan dan badai tropis akan bermunculan dengan kecenderungan
semakin lama semakin kuat.
Mencairnya Methane
Hydrates (metana beku). Metana adalah gas dengan emisi rumah kaca 23 kali
lebih ganas dari karbondioksida yang berarti gas ini sebagai penyumbang gas
rumah kaca dan berpengaruh buruk terhadap pemanasan global. Methane hydrate
banyak ditemukan di kutub utara dan kutub selatan dengan suhu di bawah 0o celcius atau pada
kedalaman laut lebih dari 300 meter. Gas ini dilepaskan ke udara seiring dengan
runtuhnya gletser di kutub.
2. Kesehatan Manusia
Wabah flu babi dan flu burung, Saat meledaknya epidemi flu burung, banyak
peneliti yang memperingatkan bahwa epidemi tersebut hanya awal dari epidemi
yang lebih berbahaya. Sedangkan flu babi sebenarnya bukanlah virus baru. Diduga
virus ini sudah ada sejak ribuan tahun seiring dengan umur spesies babi itu
sendiri. Tetapi seiring dengan adanya peternakan babi yang dikelola tanpa
memperhatikan faktor higienitas dan ditambah dengan penggunaan antibiotik dan
obat-obatan yang tidak terkontrol, virus ini berevolusi dan berkembang menjadi
bentuk-bentuk yang tidak pernah ada sebelumnya.
Menurut GAO (General Accounting Office) Amerika Serikat menemukan 143 jenis
obat dan pestisida dalam daging, 42 diantaranya merupakan senyawa pemicu
kanker, 20 jenis dapat mengakibatkan cacat bayi dalam kandungan, dan 6 jenis
penyebab mutasi. Daging produk peternakan banyak mengandung residu pestisida
yang jauh lebih tinggi daripada pestisida pada sayuran dan
buah-buahan. Hal ini disebabkan pestisida, dan obat yang diberikan pada hewan
yang diternak menyatu dalam jaringan lemak hewan- selama umur hewan tersebut
dipelihara. Pestisida yang telah menyatu dalam jaringan tidak dapat
dibersihkan layaknya kita membersihkan sayuran.
C.
Faktor-faktor Penyebab Pemanasan Global
1. Penebangan hutan (deforestasi)
Jutaan
hektar hutan di berbagai belahan dunia ditebangi setiap tahunnya untuk
kepentingan komersil, seperti untuk membuat kertas dan mebel. Hutan-hutan juga
ditebang habis untuk membuka lahan pertanian dan peternakan, atau untuk membuka
jalan bagi kawasan perumahan dan industri.
Pembukaan
lahan pun tidak hanya dilakukan lewat penebangan. Tak jarang, oknum-oknum
industri nakal sengaja membakar hutan guna lebih cepat menggundulkan lahan.
Pembakaran hutan tentu akan menaikkan suhu rata-rata di daerah tersebut
sementara juga melepaskan karbon dioksida serta polutan lainnya dalam porsi
yang lebih banyak.
Padahal,
tanaman dan pepohonan justru berperan besar untuk menyeimbangkan efek
rumah kaca dengan menyerap lebih banyak karbon dioksida dan mencegahnya
terperangkap di atmosfer. Tumbuhan akan mengeluarkan oksigen untuk membantu
menetralkan suhu bumi yang memanas.
Semakin
sedikit lahan hutan yang tersedia, kemungkinan
kualitas oksigen di bumi pun makin memburuk. Deforestasi juga
merusak habitat yang dapat mengancam keanekaragaman hayati.
2. Emisi gas bahan bakar kendaraan
Emisi gas buang kendaraan bermotor adalah penanggung jawab terbesar dari
pemanasan global. Lebih dari 90 persen transportasi umum (baik transportasi
darat, udara, maupun air) ditenagai bahan bakar petroleum, seperti bensin atau
diesel.
Gas yang dilepaskan dari proses pembakaran
ini melepaskan karbon dioksida dan polutan lainnya, seperti metana dan nitro
oksida. Setiap galon bensin yang Anda
gunakan untuk naik mobil atau motor sehari-hari dapat menyumbang 10 kilogram
karbondioksida ke atmosfer bumi.
3. Limbah industri
Gas limbah industri dan rumah tangga menjadi penyebab pemanasan global
ketiga terbesar setelah emisi gas kendaraan bermotor. Industri juga bahkan
ditengarai menjadi penyebab paling awal dari pemanasan global yang kita
alami sampai saat ini. Penelitian menunjukkan pemanasan global sudah perlahan
mulai terjadi pada pertengahan abad ke-19 mengikuti maraknya Revolusi Industri
di AS dan negara-negara lain.
3. Limbah pertanian dan peternakan
Peran industri peternakan dan agrikultur terhadap makin parahnya pemanasan
global juga tidak boleh dipandang sebelah mata. Selain dari dampak deforestasi,
limbah yang dihasilkan dari pupuk dan kotoran hewan juga menghasilkan emisi gas
berbahaya.
Napas, gas kentut, dan kotoran kewan ternak, khususnya sapi dan kerbau,
menghasilkan zat metana yang termasuk jenis gas rumah kaca. Pupuk kompos yang
terbuat dari kotoran hewan juga menghasilkan gas nitro oksida.
4. Penggunaan listrik
Pembangkit listrik tenaga petroleum, gas alam, dan batu bara sejauh ini
merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kedua setelah industri
pabrik. Di Amerika Serikat, pembakaran batu bara untuk pembangkit listrik
menghasilkan sekitar dua miliar ton limbah CO2 setiap tahun.
5. Penggunaan alat-alat penghasil
CFC
Aktivitas
yang melibatkan penggunaansenyawa CFC berpotensi menimbulkan efek rumah kaca.
Aktivitas industri freezer, pendingin ruangan, cat semprot dan hair spray
banyak menggunakan senyawa CFC. CFC terleas ke atmosfer akan diuraikan oleh
sinar UV sehingga akan melepaskan klorin. Klorin terlepas akan memecah ikatan
gas-gas lain di atmosfer termasuk lapisan ozon sehingga terjadi penipisan
lapisan ozon.
D. Perilaku
manusia menanggulangi dampak pemanasan global
Pada dasarnya yang harus kita lakukan adalah mengurangi semaksimal
mungkin segala aktivitas yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ada lima
hal utama yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan planet bumi :
1. Berhenti atau kurangilah
komsumsi daging
Industri peternakan menyumbang
banyak emisi gas rumah kaca. Dimulai dari pembukaan lahan untuk lokasi
peternakan, alat transportasi untuk mengangkut hewan ternak ke konsumen,
kotoran hewan yang mengandung metana, obat dan pestisida yang dipakai dan
menyedot banyak air bersih.
2. Batasilah emisi karbondioksida
Bila memungkinkan, carilah
sumber-sumber energi alternatif yang tidak menghasilkan emisi CO2 seperti tenaga matahari, air, nuklir, dan biogas. Bila terpaksa harus
menggunakan bahan bakar fosil (yang mana akan menghasilkan emisi karbon),
gunakan dengan bijak dan efisien, termasuk menghemat listrik dan energi.
3. Tanam dan peliharalah lebih
banyak pohon
Tanaman hijau menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam jaringan. Digunakan dalam proses
fotosintesis dan menghasilkan O2dan energi. Lingkungan yang banyak tanaman akan mengikat banyak CO2 dengan baik dan terus dipertahankan oleh generasi yang akan datang.
Jika tidak, maka karbon yang sudah tersimpan dalam tanaman akan kembali
terlepas ke atmosfer sebagai CO2.
4. Daur ulang (recycle)
dan gunakan ulang (reuse)
Diusahakan limbah yang masih
dapat dipakai, diharapkan digunakan ulang atau dipakai untuk kepentingan yang
lain. Limbah yang tidak dapat diurai oleh pengurai limbah, dapat dimanfaatkan
menjadi barang yang mempunyai nilai seni, atau diubah menjadi barang yang
mempunyai manfaat lain, berbeda dengan asal bendanya. Misalnya botol bekas
dapat dipakai untuk tempat persemaian anggrek, untuk media lukis (lukisan
botol) ataupun untuk hiasan pot bunga. Gelas plastik bekas minuman dapat
untuk tempat persemaian bibit tanaman, untuk tempat mencangkok tanaman salak,
untuk hiasan, dan untuk plastik daur ulang.
5. Gunakan alat transportasi
alternatif untuk mengurangi emisi karbon.
Mengkonsumsi makanan produk
lokal akan mengurangi emisi dalam jumlah yang cukup signifikan. Bayangkan jika
kita mengkonsumsi makanan yang berasal dari luar kota yang jaraknya mencapai
500 km dengan makanan yang berasal dari daerah sendiri yang tidak menggunakan
transportasi. Seberapa banyak energi yang dipakai mulai dari pemanenan, proses
pengepakan, pengangkutan, distribusi ke pedagang dan sampai ke konsumen?
Gunakan sepeda ontel atau jalan kaki sebagai metode transportasi. Selain
menghemat energi, bersepeda dan jalan kaki juga merupakan olah raga murah yang
menyehatkan. Jadilah contoh nyata bagi lingkungan dan orang-orang di
sekitar kita. Contoh dan praktik yang kita lakukan sangat penting untuk
menginspirasi banyak orang untuk berubah.