3. GEMPA BUMI DAN GUNUNG API
a. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Jenis-Jenis Gempa Bumi
Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya. Berikut ini merupakan penjelasannya :
a. Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.
3. Gempa runtuhan atau terban
Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya sempit.
b. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
b. PENGERTIAN GUNUNG BERAPI
Gunung api adalah rekahan pada kerak bumi, tempat keluarnya lelehan batuan cair (yang disebut magma) dan gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Kata ‘volcano’ (gunungapi) berasal dari nama sebuah pulau Romawi kuno bernama ‘vulcano’ yang terletak di baratdaya pantai Itali. Bangsa Romawi percaya bahwa ‘Vulcan’, dewa api dan pembuat senjata, menggunakan gunung api di pulau tersebut.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Gunung berapi secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai fluida sistem saluran panas (batu dalam bentuk cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi ke permukaan bumi, termasuk hasil pengendapan akumulasi bahan dikeluarkan pada saat meletus.
Berdasarkan bentuk dan proses terjadinya, terdapat tiga macam gunung api, yaitu sebagai berikut.
a. Gunung api maar
Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadi hanya karena letusan. Bahannya terdiri atas eflata. Contohnya adalah Gunung Lamongan di Jawa Timur, Pegunungan Eifel di Jerman, dan dataran tinggi Prancis Tengah.
b. Gunung api kerucut (strato)
Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan (efusif) secara bergantian. Bahannya berlapis-lapis, sehingga disebut lava gunung api strato. Gunung api di Indonesia umumnya berjenis strato.
c. Gunung api perisai
Bentuknya seperti perisai, terjadi karena lelehan maupun cairan yang keluar membentuk lereng yang sangat landai. Lavanya bersifat cair sekali. Sudut kemiringan lereng gunung jenis ini berkisar antara 10 – 1000. Contohnya Gunung Mauna Loa dan Kilauea di Hawai. Kuat lemahnya letusan gunung api Magma bergantung pada tekanan gas, kedalaman dapur magma, luasnya sumber atau dapur magma, dan sifat magma (cair atau kental).
Berdasarkan aktivitasnya, gunung api dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
1) Gunung aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja dan kawahnya selalu mengeluarkan asap. Pada gunung ini juga sering terjadi gempa dan letusan. Sebagai contoh, Gunung Stromboli di Italia.
2) Gunung mati, yaitu gunung api yang diketahui tidak meletus atau tidak menunjukkan aktivitas vulkanik sama sekali. Sebagai contoh, Gunung Patuha di Jawa Barat dan Gunung Sumbing di Jawa Tengah.
3) Gunung istirahat, adalah gunung api yang sewaktu-waktu meletus dan kemudian istirahat kembali. Sebagai contoh, Gunung Ciremai di Jawa Barat dan Gunung Kelud di Jawa Timur.
Gunung api memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
1) Kaldera adalah kepundan yang amat besar, luas, dan bertebing curam. Kaldera terbentuk ketika gunung api meletus dengan hebat dan sebagian dari puncak gunung api itu gugur ke dalam pipa kawah. Contohnya adalah kaldera Gunung Krakatau dan kaldera Gunung Tengger.
2) Sill adalah magma yang masuk di antara dua lapisan bahan sedimen dan membeku (intrusi datar).
3) Lakolit adalah magma yang masuk di antara batuan sedimen dan menekan ke atas sehingga bagian di atasnya cembung dan bagian bawahnya datar.
4) Batolit adalah magma yang menembus lapisari-lapisan dan membeku di tengah jalan.
Status Gunung Berapi
AWAS
• Adalah tanda jika gunung api akan atau sedang meletus atau sedang berada pada fase kritis akan menimbulkan bencana
• Letusan kemungkinan akan terjadi kurang dari 24 jam
• Letusan ditandai dengan keluarnya abu dan asap
SIAGA
• Mengisyaratkan gunung berapi yang sedang menuju ke arah letusan atau menimbulkan bencana
• Peningkatan intensif kegiatan seismik
• Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
• Bila tren peningkatan berlanjut, letusan kemungkinan terjadi dalam kurun waktu 2 minggu
WASPADA
• Ada aktivitas apa pun bentuknya
• Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
• Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
• Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
NORMAL
• Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
• Level aktivitas dasar
TANDA DAN GEJALA GUNUNG BERAPI MELETUS
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:
a. Suhu di sekitar gunung naik.
b. Mata air menjadi kering
c. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
d. Tumbuhan di sekitar gunung layu
e. Binatang di sekitar gunung bermigrasi
DAMPAK MELETUSNYA GUNUNG BERAPI
Dampak Negative Akibat Gunung Merapi
1. Dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), serta debu dalam bentuk partikel debu(Total Suspended Particulate atau Particulate Matter).
2. Kecelakaan lalu lintasakibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik, serta makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.
3. Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung Merapi yang kehilangan pekerjaan rutin kesehariannya.
4. Timbulnya penyakit pada korban seperti ISPA
5. 64 desa di Sleman dan puluhan desa di Magelang serta Klaten porak poranda. Bahkan, desa tersebut dinyatakan tertutup karena berada di zona yang tidak aman. Sebagian desa sudah tertutup debu vulkanik dengan ketebalan hingga satu meter.
6. Hujan debudari Merapi juga meluas dan membatasi jarak pandang. Lalu lintas, baik darat maupun udara, mulai terganggu. Bahkan, penerbangan dari dan ke Yogyakarta ditutup sementara waktu.
7. Dan terjadi pula kebakaran hutan karena terkena laharnya.
8. Banyak dalam sektor pertanianterganggu akibat bencana ini yang menyebabkan pendapatan bisnis para petani menurun drastis.
9. Di sektor perikananterjadi kerugian sekitar 1.272 ton.
10. Di sektor pariwisata, kunjungan wisatawan berkurang sehingga menyebabkan tingkat hunian hotel yang tadinya 70 persen turun menjadi 30 persen.
11. Sehingga dapat dikatakan Meletusnya Merapi ini mengakibatkan dampak yang sangat besar bagi Indonesia.
Dampak Positive Akibat Gunung Merapi
Selain itu, gunung meletus juga menyebabkan dampak positif. Meskipun untuk letusan Merapi ini dampak tersebut belum terlihat secara signifikan tapi ada hal yang dapat dijadikan dampak positive dalam bencana ini yaitu :
1. Penambang pasir mendapat pekerjaan baru yaitu bekerja untuk mendapat pasir di pinggiran aliran lahar dingin.
2. Hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan tanah, namun dampak ini hanya dirasakan oleh penduduk sekitar gunung.
3. Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan sebagai bahan material yang berfungsi untuk bahan bangunan, dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment