Sunday, April 12, 2020

SOAL LAPISAN BUMI KELAS 7 IPA GANJIL

1. Lapisan udara yang menyelubungi bumi disebut ….
a. atmosfer
b. hidrosfer
c. mesosfer
d. Eksosfer

2. Susunan lapisan-lapisan atmosfer yang benar adalah ….
a. Mesosfer, Termosfer, Eksosfer, Stratosfer, Troposfer
b. Termosfer, Mesosfer, Stratosfer, Eksosfer, Troposfer
c. Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, Eksosfer
d. Stratosfer, Troposfer, Mesosfer, Termosfer, Eksosfer

3. Lapisan atmosfer yang memiliki fenomena seperti awan, hujan, angin, kilat, halilintar, pelangi, dan halo adalah ….
a. mesosfer
b. termosfer
c. eksosfer
d. Troposfer

4. Perubahan suhu yang terjadi pada lapisan troposfer adalah ….
a. tiap naik 100 m suhu udara turun 0,6° C
b. tiap naik 100 m suhu udara turun 0,9° C
c. tiap naik 200 m suhu udara naik 0,6° C
d. tiap naik 200 m suhu udara naik 0,9° C

5. Keistimewaan yang dimiliki oleh lapisan stratosfer adalah ….
a. terdapat kandungan gas ozon (03 )
b. memiliki fenomena geja la cuaca
c. terdapat lapisan hot layer
d. dapat menyerap sinar matahari

6. Stasiun radio memanfaatkan lapisan untuk memantulkan gelombang radio agar dapat ter-tangkap oleh pemirsa radio ….
a. lonosfer
b. Eksosfer
c. Ozonosfer
d. Troposfer

7. Penularan panas secara vertikal disebut ….
a. konveksi
b. adveksi
c. turbulensi
d. Konversi

8. Penularan panas yang tidak teratur dikenal dengan istilah ….
a. konveksi
b. adveksi
c. turbulensi
d. Konversi

9. Alat pengukur tekanan udara disebut ….
a. anemometer
b. ambrometer
c. barometer
d. Parameter

10. Udara yang bergerak karena adanya tekanan udara disebut ….
a. tekanan udara
b. massa udara
c. angin
d. kelembapan udara


Full Soal 1-70 Silahkan Klik Download


RANGKUMAN LAPISAN BUMI

4. PENGERTIAN HIDROSFER

Hidrosfer dari kata hydrosphere dalam Bahasa Inggris. Kata hydro berasal dari Yunani Kuno yang artinya air. Hidrologi adalah ilmu atau studi tentang air dan cara air digunakan dan diedarkan di seluruh planet bumi. Bisa dikatakan, hidrosfer adalah komponen air bumi. Dikutip dari National Geographic Society, hidrosfer adalah jumlah total air di sebuah planet. Hidrosfer mencakup air di permukaan planet, di bawah tanah dan di udara. Hidrosfer sebuah planet dapat berupa bentuk cair, uap dan es. Hidrosfer adalah jumlah semua air di bumi dan siklus air yang mendistribusikannya ke seluruh planet.

Menurut penelitian, sekitar 71 persen permukaan bumi tertutup air. Adanya hidrosfer memberi bumi tampilan yang berbeda seperti marmer biru yang membedakan bumi dari planet lain di tata surya. Bumi unik di tata surya karena jumlah air di permukaannya melimpah. Jarak orbit bumi dari matahari dan adanya atmosfer unik memberi bumi suhu yang tepat di tata surya membuat air di bumi sebagian besar berupa cairan. Berbeda dengan Venus yang terlalu panas atau Mars yang terlalu dingin. Bumi memiliki posisi dan suhu yang tepat. Astronom Carl Sagan menggambarkan bumi sebagai titik biru pucat (pale blue dot) saat dilihat dari ruang jauh. Sebutan ini menandakan bahwa planet bumi sebagai pos terdepan kehidupan. Adanya hidrosfer membuat kehidupan berkembang di bumi.

Siklus hidrologi
Siklus hidrologi merupakan suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan secara terus menerus. Air yang ada di Bumi kita ini jumlahnya relatif tetap dan selalu mengalami sirkulasi, dan sirkulasi inilah yang disebut sebagai siklus hidrologi. Perubahan yang dialami oleh air di Bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan juga persebarannya.

Dalam siklus hidrologi, air akan selalu mengalami perputaran dan juga perubahan wujud atau bentuk selama siklus hidrologi tersebut berlangsung. Air akan mengalami gerakan dan juga perubahan wujud secara berkelanjutan. Perubahan- perubahan ini meliputi wujud cair, gas, dan juga padat. Ada hal yang sangat penting yang berpengaruh terhadap keberlangsungannya siklus hidrologi ini, yakni sinar matahari (baca: bagian- bagian matahari)

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dankembalike atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanannya, beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara terus menerus dalam tiga cara yang berbeda: Asyraf dan haidar

• Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, daratan, sungai, tanaman, dan sebagainya menguap ke angkasa (atmosfer) dan menjadi awan. Pada keadaan jenuh, uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (presipitasi) dalam bentuk hujan, salju, hujan es.

• Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat terbesar terjadi di laut.
Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Air:
• Siklus Pendek / Siklus Kecil
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut

• Siklus Sedang
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi evaporasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali

Siklus Panjang / Siklus Besar
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut






RANGKUMAN LAPISAN BUMI

3. GEMPA BUMI DAN GUNUNG API
a. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.

Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

Jenis-Jenis Gempa Bumi
Jenis-jenis gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan penyebab dan kedalamannya. Berikut ini merupakan penjelasannya :
a. Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.

2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik memiliki kekuatan yang cukup dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.

3. Gempa runtuhan atau terban
Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya sempit.

b. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.

2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

b. PENGERTIAN GUNUNG BERAPI

Gunung api adalah rekahan pada kerak bumi, tempat keluarnya lelehan batuan cair (yang disebut magma) dan gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Kata ‘volcano’ (gunungapi) berasal dari nama sebuah pulau Romawi kuno bernama ‘vulcano’ yang terletak di baratdaya pantai Itali. Bangsa Romawi percaya bahwa ‘Vulcan’, dewa api dan pembuat senjata, menggunakan gunung api di pulau tersebut.

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Gunung berapi secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai fluida sistem saluran panas (batu dalam bentuk cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi ke permukaan bumi, termasuk hasil pengendapan akumulasi bahan dikeluarkan pada saat meletus.
Berdasarkan bentuk dan proses terjadinya, terdapat tiga macam gunung api, yaitu sebagai berikut.
a. Gunung api maar
Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadi hanya karena letusan. Bahannya terdiri atas eflata. Contohnya adalah Gunung Lamongan di Jawa Timur, Pegunungan Eifel di Jerman, dan dataran tinggi Prancis Tengah.

b. Gunung api kerucut (strato)
Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan (efusif) secara bergantian. Bahannya berlapis-lapis, sehingga disebut lava gunung api strato. Gunung api di Indonesia umumnya berjenis strato.

c. Gunung api perisai
Bentuknya seperti perisai, terjadi karena lelehan maupun cairan yang keluar membentuk lereng yang sangat landai. Lavanya bersifat cair sekali. Sudut kemiringan lereng gunung jenis ini berkisar antara 10 – 1000. Contohnya Gunung Mauna Loa dan Kilauea di Hawai. Kuat lemahnya letusan gunung api Magma bergantung pada tekanan gas, kedalaman dapur magma, luasnya sumber atau dapur magma, dan sifat magma (cair atau kental).

Berdasarkan aktivitasnya, gunung api dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
1) Gunung aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja dan kawahnya selalu mengeluarkan asap. Pada gunung ini juga sering terjadi gempa dan letusan. Sebagai contoh, Gunung Stromboli di Italia.
2) Gunung mati, yaitu gunung api yang diketahui tidak meletus atau tidak menunjukkan aktivitas vulkanik sama sekali. Sebagai contoh, Gunung Patuha di Jawa Barat dan Gunung Sumbing di Jawa Tengah.
3) Gunung istirahat, adalah gunung api yang sewaktu-waktu meletus dan kemudian istirahat kembali. Sebagai contoh, Gunung Ciremai di Jawa Barat dan Gunung Kelud di Jawa Timur.

Gunung api memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
1) Kaldera adalah kepundan yang amat besar, luas, dan bertebing curam. Kaldera terbentuk ketika gunung api meletus dengan hebat dan sebagian dari puncak gunung api itu gugur ke dalam pipa kawah. Contohnya adalah kaldera Gunung Krakatau dan kaldera Gunung Tengger.
2) Sill adalah magma yang masuk di antara dua lapisan bahan sedimen dan membeku (intrusi datar).
3) Lakolit adalah magma yang masuk di antara batuan sedimen dan menekan ke atas sehingga bagian di atasnya cembung dan bagian bawahnya datar.
4) Batolit adalah magma yang menembus lapisari-lapisan dan membeku di tengah jalan.

Status Gunung Berapi
AWAS
• Adalah tanda jika gunung api akan atau sedang meletus atau sedang berada pada fase kritis akan menimbulkan bencana
• Letusan kemungkinan akan terjadi kurang dari 24 jam
• Letusan ditandai dengan keluarnya abu dan asap

SIAGA
• Mengisyaratkan gunung berapi yang sedang menuju ke arah letusan atau menimbulkan bencana
• Peningkatan intensif kegiatan seismik
• Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
• Bila tren peningkatan berlanjut, letusan kemungkinan terjadi dalam kurun waktu 2 minggu

WASPADA
• Ada aktivitas apa pun bentuknya
• Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
• Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
• Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal

NORMAL
• Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
• Level aktivitas dasar

TANDA DAN GEJALA GUNUNG BERAPI MELETUS
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:
a. Suhu di sekitar gunung naik.
b. Mata air menjadi kering
c. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
d. Tumbuhan di sekitar gunung layu
e. Binatang di sekitar gunung bermigrasi

DAMPAK MELETUSNYA GUNUNG BERAPI
Dampak  Negative Akibat  Gunung  Merapi
1. Dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), serta debu dalam bentuk partikel debu(Total Suspended Particulate atau Particulate Matter).
2. Kecelakaan lalu lintasakibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik, serta makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.
3. Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung Merapi yang kehilangan pekerjaan rutin kesehariannya.
4. Timbulnya penyakit pada korban seperti ISPA
5. 64 desa di Sleman dan puluhan desa di Magelang serta Klaten porak poranda. Bahkan, desa tersebut dinyatakan tertutup karena berada di zona yang tidak aman. Sebagian desa sudah tertutup debu vulkanik dengan ketebalan hingga satu meter.
6. Hujan debudari Merapi juga meluas dan membatasi jarak pandang. Lalu lintas, baik darat maupun udara, mulai terganggu. Bahkan, penerbangan dari dan ke Yogyakarta ditutup sementara waktu.
7. Dan terjadi pula kebakaran hutan karena terkena laharnya.
8. Banyak dalam sektor pertanianterganggu akibat bencana ini yang menyebabkan pendapatan bisnis para petani menurun drastis.
9. Di sektor perikananterjadi kerugian sekitar 1.272 ton.
10. Di sektor pariwisata, kunjungan wisatawan berkurang sehingga menyebabkan tingkat hunian hotel yang tadinya 70 persen turun menjadi 30 persen.
11. Sehingga dapat dikatakan Meletusnya Merapi ini mengakibatkan dampak yang sangat besar bagi Indonesia.

Dampak  Positive Akibat  Gunung  Merapi
Selain itu, gunung meletus juga menyebabkan dampak positif. Meskipun untuk letusan Merapi ini dampak tersebut belum terlihat secara signifikan tapi ada hal yang dapat dijadikan dampak positive dalam bencana ini yaitu :
1. Penambang pasir mendapat pekerjaan baru yaitu bekerja untuk mendapat pasir di pinggiran aliran lahar dingin.
2. Hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan tanah, namun dampak ini hanya dirasakan oleh  penduduk sekitar gunung.
3. Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan sebagai bahan  material yang berfungsi untuk bahan bangunan, dan lain-lain.



RANGKUMAN LAPISAN BUMI

2. TEORI LEMPENG TEKTONIK
Pengertian lempeng tektonik

Apa itu lempeng tektonik? Lempeng-lempeng tektonik adalah bagian kerak bumi yang di bawahnya disokong oleh magma. Lempeng ini berada di wilayah dasar gunung api. Ketika lempeng ini bergerak naik, turun dan bergeser, gerakannya akan mengakibatkan perubahan pada bentuk kulit bumi. Perubahan bentuk serta pergerakan yang terjadi ini disebut gempa bumi.

Lantas, kenapa lempeng ini dapat bergerak? Sebab ada yang menggerakannya, yakni tenaga lempeng. Tenaga ini mendorong lempeng-lempeng untuk berbgerak bebas sehingga terjadi tumbukan, gesekan atau pemisahan lempeng. Kita bisa memahami deskripsi pergerakan melalui teori lempeng tektonik.

Teori Lempeng Tektonik
Bagaimana kemunculan teori lempeng tektonik? Teori lempeng tektonik disampaikan oleh seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman, bernama Alfred Lothar Wagener. Ia menyampaikannya lewat bukunya berjudul “The Origin of Continents an Oceans” (1915).

Dalam buku tersebut, disampaikan bahwa benua yang padat ini sesungguhnya terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek, yang disebut continental drift. Teori ini disebut sebagai teori pengapungan kontinen. Dalam teori ini dinyatakan bahwa kerak bumi tidaklah bersifat permanen, melainkan bergerak secara mengapung.

Hasil pengamatannya juga menunjukkan bahwa beberapa bagian benua di bumi ini memiliki kesamaan bentuk pantai, di antara satu benua dengan benua lain. Selain itu, ada juga kesamaan geologi serta kesamaan makhluk yang hidup di pantai seberang.

Teori ini mulai dipopulerkan sekitaran awal abad ke 20. Pada awalnya, teori ini tidak langsung diterima oleh para ahli. Muncul berbagai perdebatan sengit dalam beberapa tahun. Sebagian besar ahli ilmu bumi menolak ide atau teori ini.

Selama periode tahun 1950-an hingga 1960-an, muncul berbagai bukti yang ditemukan mendukung teori tersebut. Perkembangan teknologi pesat memungkinkan dilakukannya pemetaan pada lantai samudera. Ditambah lagi, muncul data-data mengenai aktivitas seismik serta medan magnit bumi.

Bukti-bukti ini membuat teori pengapungan kontinen kembali disinggung dan dianalisis. Butuh waktu hampir setengah abad bagi para pakar geologi untuk membuktikan dan menerima teori ini. Tahun 1968 teori tentang kontinen yang mengapung ini pun berhasil diterima oleh para ahli secara luas, dan selanjutnya disebut sebagai “Teori Tektonik Lempeng” (Plate Tectonics).

Apa isi dari teori tektonik lempeng? Teori ini menyampaikan bahwa pada bagian luar bumi (litosfer), terdapat sekitar 20 segmen padat yang disebut lempeng. Lempeng yang paling besar di antara semua lempeng tersebut adalah lempeng Pasifik. Lempeng Pasifik menempati sebagian besar lautan, kecuali hanya pada sebagian kecil di Amerika Utara (meliputi Kalifornia bagian Baratdaya dan Semenanjung Baja).

Litosfer berada di atas zona atau material yang lebih lemah dan lebih panas, atau yang dinamakan sebagai astenosfer. Jadi, lempeng-lempeng litosfer yang bersifat padat ini dilapisbawahi material yang bersifat lebih “plastis”. Ketebalan lempeng-lempeng litosfer ini berhubungan dengan sifat material kerak bumi yang menutupinya.

Lempeng-lempeng samudera yang bersifat lebih tipis memiliki variasi ketebalan antara 80 sampai 100 km, sedangkan lempeng atau blok kontinen memiliki ketebalan antara 100 km atau lebih. Di beberapa daerah, ketebalan blok kontinen bisa mencapai 400 km.

Jadi, inti teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi sejatinya terdiri dari lempengan-lempengan besar yang seolah-olah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair. Hingga kini, teori lempeng tektonik dianggap relevan dalam menjelaskan berbagai peristiwa geologis yang terjadi, seperti peristiwa gempa bumi, tsunami, serta meletusnya gunung berapi, dan juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser. Ini adalah salah satu prinsip utama teori tektonik lempeng, yakni tiap-tiap lempeng dapat bergerak-gerak sebagai satu unit terhadap unit lempeng lain.

Lempengan-lempengan kulit bumi bisa bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi (perpindahan panas disertai perpindahan zat perantaranya) yang terjadi di lapisan astenosfer. Gerak lempengan tektonik ini dapat kita bedakan menjadi tiga macam yakni:

a. Konvergensi
Konvergensi yakni gerakan dimana antara dua lempeng menjadi semakin dekat sehingga dapat terjadi suatu tumbukan. Tumbukan ini dapat mengakibatkan lempeng yang satu akan menujam menuju bawah lempengan yang lain. Fenomena tumbukan ini dapat terjadi pada lempengan benua dan lempengan samudra.

Bila tumbukan ini terjadi antara dua lempeng tektonik benua, maka daerah atau zona terjadinya tumbukan ini kita namakan sebagai zona konvergen (batas lempeng destruktif). Misalnya pertemuan antara lempeng Indonesia-Australia dengan lempeng Eurasia dimana zona ini kemudian menghasilkan sebuah jalur gunung api di Sumatra, jalur yang menunjam di selatan Pulau Jawa dan Nusa Tenggara, serta berbagai cekungan-cekungan di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

b. Divergensi
Divergensi yakni gerakan dimana antara dua lempeng menjadi semakin menjauh. Daerah antara dua lempengan yang saling menjauh ini nantinya akan diisi dengan lempengan yang baru. Nah, daerah atau zona ini dinamakan sebagai zona divergen atau zona sebar pisah. Selain itu juga dinamakan dengan istilah lain yaitu zona batas lempeng konstruktif. Efek adanya gerakan ini, misalnya munculnya gunung berapi di pungguh tengah samudera Pasifik dan benua Afrika.

c. Sesar Mendatar atau Transform
Gerakan sesar mendatar yakni gerakan antara dua lempeng yang saling mendekat, tapi tidak bertumbukan. Pada kejadian ini, yang ada hanya gesekan antara dua lempengan tersebut sehingga sering kali muncul gempa bumi berkekuatan besar.

Adapun zona tempat lempengan ini saling bergesekan dinamakan sebagai zona transform atau batas menggunting (shear boundaries). Efek adanya gerakan ini dapat kita lihat pada fenomena terbentuknya Sesar San Andreas (patahan) yang membentang dari San Francisco sampai ke Los Angeles.

RANGKUMAN LAPISAN BUMI

B. Litosfer dan Hidrosfer
1. Struktur Bumi
Bumi merupakan salah satu dari planet yang berada di dalam satuan tata surya yang terus berevolusi mengelilingi matahari. Dengan memiliki bentuk yang oval layaknya bola yang ditekan pada bagain atas dan bagian bawah (Kutub). Sehingga, terbentuk tonjolan pada bagian terluar pada bumi yang kita sebut dengan garis khatulistiwa.

Disamping itu, bumi merupakan jajaran palet dalam atau yang biasa disebut dengan planet terestial. Dimana, palanet dalam ini merupakan palet yang memiliki jarak yang paling dekat dengan matahari setelah planet merkurius dan venus.

a. Lapisan Inti Bumi
Inti bumi merupakan lapisan bumi paling dalam. Sebagian besar inti bumi tersusun dari besi (90%) dan nikel 8%. Inti bumi dibagi menjadi dua sublapisan. Inti bumi dibagi menjadi dua sublapisan, yaitu inti luar dan inti dalam.

1). Inti Bumi Bagian Luar (outer core)
Inti bumi atau core merupakan bagian terdalam dari struktur lapisan bumi ke bawah. Dengan ketebalan lapisan inti bumi bagian luar ini setebal 2.000 km serta memiliki kepadatan yang sangat padat. Walaupun terdiri dari bahan besi dan nikel yang sangat panas dan cair. Disamping itu, pada struktur lapisan bumi di lapisan luar inti bumi ini memiliki suhu mencapai 2.000 ºC. Pada lapisan ini pula disebut olehpara peneliti sebagai pengarah kompas magnetik yang disebabkan ketika bumi melakukan rotasi yang menghasilkan magnet bumi.

2). Inti Bumi Bagian Dalam (inner core)
Pada lapisan inti bumi bagian dalam merupakan pusat terdalam dari inti bumi dengan kedalaman mencapai 5200 km dari kerak bumi. Dengan diameter inti dalam bumi yang seperti bola mencapai 2.700 km serta mempunyai suhu mencapai 4.500 ºC bahkan dapat melebih hal tersebut.Para peneliti dan ahli geofisika berpendpat, bahwasanya inti bumi pada struktur lapisan bumi ini memiliki material yang serupa dengan meteorit logam yang tersusun atas besi dan nikel.
Sehingga, para peneliti mengambil hipotesis bahwasanya inti bumi tersusun atas material yang bersifat pejal atau keras dan ditutupi oleh struktur cairan kental dengan suhu yang sangat tinggi.

b. Mantel atau Selimut
Lapisan mantel terletak di bawah lapisan kerak bumi. Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. lapisan mantel tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat yang mengandung silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah mantel mencapai 3.000 °C, tetapi tekanannya belum mempengaruhi kepadatan batuan


1. Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari mantel bumi dan tersusun atas materi-materi padat, terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100 km. Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial dan lapisan sima.

• Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2dan Al2O. Batuan yang terdapat dalam lapisan sial antara lain: Granit, Andesit, dan batuan metamorf.
• Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan magnesium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan MgO.  Berat jenis lapisan sima lebih besar daripada lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.

2.  Astenosfer
Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan ini tebalnya 100-400 km. Lapisan ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk). Tingginya suhu di lapisan ini (mencapai antara 1.400oC sampai 3.000oC) menyebabkan semua materi dalam keadaan cair atau semicair.

3. Mesosfer
Mesosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini tebalnya 2.400 sampai 2.700 km. Mesosfer tersusun dari campuran batuan basa dan besi. Secara fisik, material mesosfer bersifat padat. Gambar di bawah ini dapat menjelaskan tentang karakteristik lapisan mantel.

c. Kerak Bumi

Kerak Bumi merupakan lapisan Bumi yang paling luar. Kerak Bumi adalah tempat makhluk hidup tinggal. Di kerak Bumi inillah kita dapat menjumpai batuan beku, batuan sedimen dan juga batuan metamorf.  Lapisan kerak Bumi ini mempunyai ketebalan 32 km. dan bagian dari kerak Bumi yang paling tebal adalah di bawah benua yakni mencapai 65 km. dan bagian tertipis adalah di Samudra) dimana ketebalan kerak Bumi hanya sekitar 8 km.

Kerak Bumi ini merupakan bagian Bumi yang paling aktif bergerak. Hal ini terbukti dengan adanya perubahan daratan (baca: ekosistem daratan) dari zaman dahulu hingga sekarang, dimana dahulu semua daratan menyatu dan sekarang pun tidak. Bahkan saking aktifnya pergerakan kerak Bumi, maka lempeng- lempeng yang bergerak sepanjang 10 cm per tahun ini mampu membuat tanah bergetar dan gunung- gunung berapi meletus. Bahkan dalam jangka waktu tertentu, hingga membentuk barisan pegunungan yang sangat besar atau raksasa.

 1. Lapisan Granitis/ Kerak Benua / Continental Crust
Lapisan granitis merupakan lapisan paling luar dari kerak bumi. Nama yang diberikan menunjukkan bahwa susunan materi yang menyusunnya didominasi oleh batuan grenit. Lapisan ini menempati lapisan paling atas dengan ketebalan sekitar 10-15 km, dengan kecepatan gelombang primer mencapai 6,5 km/ detik. Akan tetapi, lapisan ini tidak ditemukan disemua tempat dan pada umumnya hanya didasar laut yang tidak dijumpai lapisan granitis ini. Lapisan ini bersifat asam karena memiliki kandungan Silisium (Si) dan Alumunium (Al).

2. Lapisan Basaltis/ kerak samudra / Ocean Crust
Lapisan basalitis merupakan lapisan yang lebih dalam setelah lapisan granitis. Nama yang diberikan menunjukkan bahwa susunan materi kebanyakan tersusun dari materi basalt yang bersifat basa dengan densitas yang lebih besar. Letaknya di bawah lapisan granitis dengan kedalaman sekitar 30-50 km. kecepatan gelombang primer berkisar antara 6,5 km/ detik dibagian atas, sedangkan dibagian bawah mencapai 8 km/detik. Pada lapisan ini dicirikan warna yang lebih gelap dari pada lapisan granitis. Lapisan ini tersusun dari Silisium dan Magnesium.
Berdasarkan proses terjadinya, batuan penyususn kerak bumi dikelompokkan menjadi tiga macam.

1. Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan dari struktur bumi yang disebabkan oleh pembekuan oleh cairan magma didalam perjalannya menuju bumi. Didalam proses pembekuannya batuan beku dibagi atas 3 jenis batuan beku berdasarkan proses cepat atau lambatnya magma tersebut membeku saat mencapai permukaan bumi.

a. Batuan Beku Dalam, merupakan batuan beku yang membeku didalam kulit bumi dan berbentuk kristal yang besar seperti batu granit.

b. Batuan Beku Luar / Batu Leleran, merupakan batuan beku yang membeku diluar kulit bumi dan berbentuk kristal yang kecil-kecil. Diantara batuan beku luar antara lain batu apung.

c. Batuan Korok, merupakan batuan beku yang membeku di dalam gang-gang atau korok yang tempatnya dengan permukaan. Dengan peroses pembekuan lebih cepat dari batuan beku akan membentuk batuan seperti batu fosfir.

2. Batuan Sedimen / Endapan
Sesuai dengan namanya batuan sedimen atau batu endapan merupakan salah satu materi pembentuk struktur lapisan bumi selanjutnya. Dimana, batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari berbagai jenis dan bacam batu yang lapuk atau hancur.

Dengan butiran pelapukan batu tersebut menumpuk dan berlapis-lapis secara bertahun-tahun disertai adanya tekanan. Membuat pemadatan batuan menjadi batuan sedimentasi yang umumnya terdiri dari alpisan batuan kecil, pasir, dan berbagia jenis batuan lainnya.

3. Batuan Metamorf / Malihan
Batuan metamorf merupakan perubahan lanjutan oleh batuan sedimen maupun batuan beku pada struktur bumi. Dengan adanya perubahan suhu, tekanan, dan ekosistem yang ada disekitar batuan tersebut. Membuatn batuan tersebut berubah sesuai dengan keadaannya lingkungan dari batuan tersebut.

Diantara batuan metamorf atara lain :
• Batuan metamorf termal, merupakan batuan malihan yang berada disekitar gunung berapi yang dimana batuan tersebut bersentuah dengan makma. Sehingga, menjadi batuan seperti marmer.
• Batuan metamorf kataklastik, merupakan batuan metamorf yang terbentuk akibat mendapat tekanan yang besar sehinggat menjadi batu seperti batu filit.
• Batuan metamorf dinamo-termal, merupakan batuan metamorf yang berubah akibat tekanan yang tinggi dan suhu tinggi. Sehingga, berubah menjadi batuan genes, amfibolit.




RANGKUMAN LAPISAN BUMI

A. Atmosfer
1. Lapisan Atmosfer
Di planet bumi yang kita huni saat ini terdiri dari berbagai macam lapisan yang menyelimutinya, salah satunya adalah lapisan atmosfer. Untuk sebagian kalian mungkin telah mengetahui apa itu yang disebut sebagai atmosfer. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi atau menyelimuti bumi hingga pada ketinggian 560 km.

Udara ini sendiri adalah salah satu komponen yang terpenting untuk kelangsungan seluruh makhluk hidup yang ada di dalam bumi.Pada zaman dahulu, penelitian mendalam mengenai atmosfer sudah dimulai yang bertujuan guna memecahkan suatu kasus permasalahan cuaca.

Tak hanya itu saja, penelitian tersebut juga berguna dalam meneliti bintang yang terlihat berkelap-kelip, fenomena proses pembiasan oleh cahaya matahari pada saat terbit di pagi hari serta ketika tenggelam di sore hari.

Penelitian yang dilaksanakan pada waktu itu telah memakai suatu alat tertentu yang sangat sensitif kepada semua fenomena-fenomena yang berlangsung serta dipasang di wahana luar angkasa.Atmosfer bumi sendiri mempunyai kandungan utama yang terdiri atas berbagai campuran gas. Campuran gas tersebut diantaranya ialah nitrogen (78,17 %), oksigen (20,97%), argon (0,9%), serta sejumlah kecil gas yang lainnya.

Berdasarkan dari temperaturnya, lapisan atmosfer terdiri dari lima bagian. Antara lain yakni: troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer. Berikut penjelasan lebih rinci untuk masing-masing lapisannya:

a.  Troposfer
Troposfer merupakan suatu lapisan udara yang menempel di permukaan bumi. Lapisan ini adalah seuah lapisan terendah dari seluruh lapisan atmosfer yang menyelimuti bumi. Pada bagian atas khatulistiwa, lapisan ini mencapai hingga ketinggian 19 km. Sementara di atas kutub, lapisan ini mencapai ketinggian hingga 8 km.

Di dalam lapisan troposfer adalah tempat dari semua jenis cuaca, semua perubahan suhu, hembusan angin, tekan dan juga kelembapan yang dapat kita rasakan secara langsung di muka bumi.
Ciri-ciri dari lapisan troposfer adalah sebagai berikut:
• Pada umumnya, lapisan ini merupakan lapisan yang paling tipis dengan memiliki ketebalan sekitar 12 km dari permukaan tanah.
• Ketinggian dari troposfer berbeda-beda di setiap tempat. Pada daerah kutub, ketinggian lapisan ini sekitar 8 km serta di daerah khatulistiwa atau daerah ekuator dapat mencapai hingga ketinggian 16 km.
• Lapisan troposfer merupakan lapisan yang berkaitan langsung dengan permukaan bumi serta dipakai sebagai tempat tinggal untuk berbagai jenis makhluk hidup.
• Tempat berlangsungnya peristiwa cuaca serta iklim, seperti hujan, angin, petir, dan juga awan.
• Di dalam lapisan roposfer terdapat lapisan tropopause yang merupakan lapisan antara troposfer serta stratosfer.
• Setiap kenaikan 100 meter, suhunya akan turun menjadi 0,5°-0,6° C.
• Puncak troposfer mempunyai temperatur hingga mencapai minus 600 C.
• Di dalam lapisan troposfer berlangsung gejala cuaca seperti berlangsungnya hujan, angin, halilintar, munculnya pelangi, serta halo. Oleh sebab itu, lapisan ini sangat penting untuk kehidupan di bumi.
b. Stratosfer
Di dalam lapisan ini berlangsung angin berhembus sangat kencang serta mempunyai pola aliran tertentu. Pada lapisan stratosfer inilah merupakan tempat terbangnya pesawat. Di dalam stratosfer ada bagian lapisan yang sangat penting yang tak lain merupakan lapisan ozon.
Ozon adalah semacam gas yang mengandung banyak unsur kimia serta memiliki sifat yang racun bagi makhluk hidup.Pada umunya, di dalam lapisan stratosfer inilah sinar dari ultra violet disaring sekaligus diserap sebab telah mengandung lapisan ozon dengan kadar sekitar 90%.Sehingga sinar dari ultra violet yang masuk ke dalam permukaan bumi tidak berlebihan di mana apabila itu terjadi bisa menyebabkan banyak kerugian.
Ciri-ciri dari lapisan stratosfer adalah sebagai berikut:
• Lapisan stratosfer adalah lapisan yang berada di ketinggian sekitar 12-60 km.
• Suhu dalam lapisan ini akan meningkat dengan bertambahnya ketinggian, yaitu dari -60°C (pada tropopause) sampai 10°C pada puncaknya.
• Dalam lapisan ini terdapat lapisan ozon (ozone layer) yang memiliki tugas untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet matahari dengan cara menyerap sinar yang berlebih.
Serapan dari radiasi matahari oleh ozon inilah yang dapat mengakibatkan suhu udara naik pada setiap bertambahnya ketinggian .
• Dalam lapisan ini idak mengandung uang air, awan, ataupun debu. Sehingga udara di dalam lapisan ini kering.
• Terdapat lapisan stratopause yang merupakan lapisan antara stratosfer dengan mesosfer.

c. Mesosfer

Ketinggian dari lapisan mesosfer antara 50-85 km dengan karakteristik di mana makin ke atas, maka temperatur udara akan makin rendah.Tiap kenaikan 1000 m, temperatur udara turun menjadi 2,50-30 C. Dalam lapisan mesosfer di bagian atas, temperaturnya mencapai hingga -900 C. Puncak mesosfer telah dibatasi oleh lapisan mesopause.

Di dalam lapisan yang satu ini adalah lapisan di mana terdapat bagian yang bisa mengikis benda-benda langit yang masuk ke dalam permukaan bumi. Benda langit tersebut dapat berupa komet, meteor, debu angkasa, atau benda-benda asing angkasa yang lainnya.

Proses dari pengikisan berbagai benda itu adalah dengan cara terkikis sedikit demi sedikit dan kemudian akan terbakar sebab telah bergesekan dengan udara yang terkandung di dalam lapisan ini.
Ciri-ciri dari lapisan mesosfer adalah sebagai berikut:
• Ketinggiannya berada di sekitar 60-80 km.
• Suhu pada lapisan mesosfer sekitar -50°C hingga -70°C.
• Lapisan mesosfer adalah lapisan yang melindungi bumi dari berbagai ancaman benda luar angkasa seperti meteor dan benda-benda langit lainnya yang akan jatuh ke bumi.
Meteor yang akan jatuh ke bumi nantinya akan terbakar serta akan hancur apabila lapisan mencapai lapisan ini serta akan berubah menjadi pecahan-pecahan kecil yang disebut sebagai meteorit.
• Terdapat lapisan mesopause yang merupakan lapisan antara mesosfer dengan termosfer.

d. Termosfer
Lapisan termosfer ini berada di ketinggian 85-500 km. Lapisan atmosfer yang satu ini juga sering disebut sebagai lapisan panas (hot layer). Sebab di lapisan inilah sering terjadi transisi kenaikan temperatur yang sangat tinggi. Temperatur dalam lapisan ini mencapai 90-5000 C. Tinggi dari temperatur tersebut dikarenakan molekul oksigen mengabsorpsi (menyerap) radiasi dari energi surya. 
Radiasi inilah yang mengakibatkan suatu reaksi kimia yang kemudian membentuk lapisan bermuatan listrik. Sebelum dikenal yang namanya satelit, lapisan ini berfungsi untuk membantu memancarkan gelombang radio. Sebab, di dalam lapisan atmosfer inilah bisa memantulkan gelombang radio.

Ciri-ciri dari lapisan termosfer adalah sebagai berikut:
• Lapisan termosfer ini berada di ketinggian 85-500 km.
• Lapisan ini juga sering disebut seabgai lapisan panas (hot layer).
• Suhu udara yang ada di bagian paling atas dari lapisan ini bisa mencapai >1000°C.
• Di dalam lapisan ini juga terdapat lapisan ionosfer.
• Lapisan ionosfer memiliki fungsi sebagai penyebaran gelombang radio.

e. Eksosfer

Lapisan eksosfer ini adalah suatu lapisan dari atmosfer yang berada di bagian paling luar. Lapisan eksosfer terletak di ketinggian 500 km ke atas.Di dalam lapisan ini, berbagai molekul udara bergerak dengan cepat serta pengaruh gaya grafitasi bumi telah jauh berkurang. Sehingga, dalam lapisan ini berbagai gesekan benda di udara sudah jarang terjadi. Pengaruh angkasa luar juga sudah terasa di lapisan ini.

Ciri-ciri dari lapisan eksosfer adalah sebagai berikut:
• Lapisan eksosfer terletak di ketinggian 500 km ke atas.
• Lapisan atmosfer berada di bagian paling luar, sehingga pengaruh gaya gravitasi sangatlah kecil.
• Kandungan gas atmosfer juga sangat rendah pada lapisan eksosfer ini.

2. Pengertian Tekanan Udara
Udara adalah campuran berbagai gas yang mempunyai sifat meluas dan juga dapat ditekan. Oleh karena itu tekanan udara yang terbesar adalah pada permukaan tanah. Tekanan udara akan berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau ketinggian). Hal ini dapat terjadi karena kerapatan udara makin kecil dan kolom udaranya makin pendek. 
Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar. Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer. Toricelli pada tahun 1643 menciptakan barometer air raksa.

3. Lapisan Ozon (ozonosfer)

Lapisan ozon berada di ketinggian 15-35 km. Ozon terdapat di semua bagian atmosfer bagian bawah, namun kebanyakan dari gas ini terkonsentrasi di lapisan stratosfer. Khususnya ada pada ketinggian 15-35 km. Ozon sendiri kondisinya tidak stabil sebab telah terurai di bawah pengaruh radiasi atau bertumbukan dengan atom oksigen (O).

Secara alamiah, di ketinggian 15-35 km berlangsung pembentukan serta penguaraian ozon dari oksigen diatomik serta monotomik dengan bantuan (penyerapan) dari radiasi ultraviolet. Lapisan ozon merupakan penyerap utama dari radiasi sinar ultraviolet. Maka dari itu, pada saat sinar ultraviolet sampai hingga ke permukaan bumi tidak lagi berbahaya untuk kehidupan makhluk hidup. Apabila radiasi ultraviolet sampai ke permukaan bumi, maka hal tersebut dapat memicu terjadinya luka bakar, kanker kulit, serta kebutaan untuk manusia. Dan juga dapat menyebabkan gangguan generatif serta produktivitas tumbuhan dan juga hewan.

Lapisan ozon akan mengalami kerusakan sebab gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yakni gas untuk bahan pendingin AC, kulkas, serta hairspray. Kerusakan yang terjadi di lapisan ozon akan menimbulkan terbentuknya daerah minim (tanpa) O3 sehingga lapisan ini seolah-olah akan berlubang serta akan dinamakan oleh lubang ozon. Dan akibatnya, suhu udara di bumi akan terus bertambah panas serta akan mengakibatkan gangguan iklim.